Alkisah suatu ketika, Kapak, Gergaji, Palu dan Nyala Api sedang mengadakan perjalanan bersama. Di suatu tempat, perjalanan mereka terhenti karena ada sepotong besi baja tergeletak menghalangi jalan. Mereka pun harus menyingkirkan baja tersebut untuk meneruskan perjalanan.
"Itu bisa aku singkirkan dengan mudah," ucap Kapak. Pukulan-pukulannya keras sekali menghantam baja yang kuat dan keras itu. Tapi tiap pukulan hanya membuat Kapak menjadi tumpul dan semakin tumpul hingga akhirnya ia berhenti.
"Sini, biar aku yang urus," kata Gergaji. Dengan gigi-giginya yang tajam tanpa perasaan, ia pun mulai menggores-gores baja itu. Namun ia terkejut, karena semua gigi-giginya tumpul dan rontok.
"Apa kubilang, kalian takkan mampu. Biar aku tunjukkan caranya," kata Palu. Tapi baru saja sekali memukul, kepalanya terpental sendiri dan baja tetap tak bergeming.
"Bolehkah aku coba?" tanya Nyala Api. Ia pun melingkarkan diri, dengan lembut menggeluti, memeluk, dan mendekapnya dengan erat-erat tanpa mau melepaskannya. Baja yang keras itupun meleleh.
==============================================
Ada banyak hati yang cukup keras untuk melawan kemurkaan dan amukan kemarahan demi harga diri yang tinggi. Tapi jarang, bahkan sedikit sekali ada hati yang tahan melawan nyala api cinta kasih yang hangat
"Sifat cinta sama seperti air dalam tanah. Apabila anda tidak cukup menggali, yang anda peroleh hanya air keruh. Apabila anda cukup menggali, yang anda peroleh adalah air yang bersih dan jernih"
(Hazrat Hikayat Khan)
"Memang, cinta membuatmu buta. Tetapi, bukankah ia membuatmu melihat hal-hal indah?"
(MIC)
Friday, May 7, 2010
Nyala Api Cinta itu....
Blogged with the Flock Browser
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
waaah.. bagus pisan ceritanya....
ReplyDeletesungguh menggugah...