Belajar itu tak selalu harus belajar dari Orang Baik

Tak pernah kepikiran menjadikan ini sebuah pilihan dalam hidupku. Hmm mungkin konflik dan tekanan yang membuatku mengambil sisi lain untuk sekedar menambah uang sakuku. Perjalanan dimulai hanya sekedar mengisi waktu luang dan sedikit menambah bekal, diperjalanan nanti. Melihat lowker part time di kolom baris koran. Nah kuambil sebagai OP di warnet di daerah Malioboro.

Kadang dunia itu berbeda yang tidak seperti yang kita bayangkan. Aku bekerja di warnet OP milik orang keturunan. Yah baik sih. tapi penuh perhitungan dia terhadap semua yang menjadi miliknya. Walau gaji part time gak seberapa cukup sembari menunggu pencarian kerjaku yang sesuai garis edukasiku. Kadang dihadapkan ketidakjujuran pegawai karena dirasa jam kerja gaji tidak cukup mereka mencari jalan lain untuk tambahan (print bawa kertas sendiri).

Dunia malam berbeda dengan dunia siang, dan pun sebaliknya. Yang disana ada bule" lumayan bisa menambah jam terbang bahasa asingku. Bersikap santun dan penuh ketelitian sangat mengajari tentang pengalaman hidup. Orang-orang yang datang pun bermacam" ada yang pengen socmed, sekedar mencari info,

membalas email, mencari lagu" dan kunci (pengamen jalanan yang ingin update lagu ngamennya).

Mungkin dari sekian pengalaman disana, ini mungkin aku sangat heran dan ambil hikmahnya. Cerita anak jalanan yang mengamen dan seorang badut. Mereka sering ngobrol" karena sering datang ke tempat kami. Dia habiskan hasil mereka ngamen dan ngebadut untuk bermain game online. Gamers seorang badut yang hanya tampil 0,5-1 jam untuk mengais rejeki! wott tapi uang hasil jerih payah, uang hasil pemberian orang laen yang dianggap sebuah amal, ternyata hanya digunakan untuk berfoyoa2. Untuk membeli billing gamenet! Sehari dia maen 2 kali, 1 billing untuk biling normal sejumlah 5-10 jam, 1 billing lagi untuk membeli prepaid happy hour 10 jam, sisa 4 jam dia gunakan untuk kerja dan makan.... uang dari hampir 1 jam yang kira2 100rb-500rb per hari ia gunakan semuanya untuk itu.... bahkan katanya ketika hari libur bisa nyampe 1 juta! Heh! bayangkan gajiku yang hanya 15rb per 8 jam. Apakah ia tidak memikirikan masa depannya dan masa tuanya serta mimpi-mimpinya waktu kecil.

Lalu ada cerita ttg anak kecil pengamen yang berumur 10 tahun, yang juga mempunyai cerita sebagai pengamen jalanan yang hidup juga teracuni oleh game online. sama seperti cerita si badut.

Lalu ketika malam banyak orang dengan muka-muka preman yang sudah dewasa bermaen game online juga untuk bermaen PB, dan anak2 kecil pun juga sudah teracuni game buatan orang Indo yang berupa FPS itu sudah menjadi perbincangan umum banyak cheat dan banyak bacotan yang kurang layak diomongkon berupa kata2 kasar yang tidak baik bila menjadi bahan liatan anak kecil. Diriku juga merasa bersalah ketika membiarkan anak-anak kecil membeli prepaid hanya untuk bermaen game online. Miris.

Dia (pebadut) juga bercerita tentang perjalanan menjadi orang jalanan, yang sangat nomaden dan hidupnya penuh perjuangan dari sering pindah2 kota, pekerjaan dari seorang pengamen jalanan di stasiun lalu menjadi koki di pulau sumatra dan resep dibeli oleh orang kalimantan dan dipekerjakan di perusahaan orang yang membeli resep tsb di warnet dan disitulah dia menjadi OP warnet dan mengenal dunia game online yang ia kenal sejak tahun 2003. Lambat laun dia mulai ketagihan bermain game online, dari trading sampai jual beli karakter atau equip yang katanya bisa ratusan ribu bahkan jutaan. Nah itulah yang mencarikan otaknya keracunan. Konon katanya racun ketagihan game online lebih parah daripada orang yang menggunakan narkoba.

Mungkin diriku bisa mengkritiki, tapi juga harus berbenah diri dan mengambil hikmah dari pengalaman hidup yang ane liat. Pelajaran tak semuanya harus didapat dari orang hebat dan orang baik, belajar dari orang jahat mungkin bisa menjadikan kita belajar agar tidak menjadi orang jahat. Strong and be brave!

Jogja, taun 2013