Friday, December 2, 2011

Ghurabaa (Militant Tauhid)



Ghurabaa (Militant Tauhid) adalah embrio dari gerilya energi berandalan puritan. Ghurabaa (Militant Tauhid) adalah aset penting dari lahirnya gerakan yang menamakan diri mereka Salam Satu Jari (One Finger Underground Movement). Pada masa awalnya para founding father dari Ghurabaa (Militant Tauhid) berpencar di beberapa kota. Kami menyadari sebuah ancaman perang pemikiran yang bisa merubah gaya hidup dan sudut pandang masyarakat terhadap nilai – nilai pergaulan anak muda. Nilai – nilai pergeseran yang kini dianggap sebagai suatu yang wajar. Kondomisasi, liberalisme, konsumerisme, individualisme, hingga ke pemikiran bebas dengan atau tanpa label humanisme yang secara tidak sadar sering berujung pada atheism, dari sebuah penipuan norma paling menggelikan berlabel pluralisme dan hak asasi manusia.

Setelah coba melahirkan Berandalan Puritan, Ghurabaa (Militant Tauhid) terus berdinamisasi untuk menyelam ke dalam tekanan air untuk mengetahui hingga sejauh mana eksistensi dari pengaruh perang pemikiran terhadap nilai – nilai Islam pada generasi mudanya. Dari sebuah sub kultur yang sering disebut dunia underground. Kordinasi gerilya Ghurabaa (Militant Tauhid) pasca lahirnya komunitas Berandalan Puritan berhasil mempertemukan beberapa perwakilan Ghurabaa (Militant Tauhid) dengan beberapa musisi senior di scene Underground. Kami pastikan bahwa kami adalah aset penting lahirnya komunitas Salam Satu Jari (One Finger Underground Movement). Secara fakta kami bermain dibalik layar, membaca arah mata angin, menelaah fenomena, memancing reaksioner dan yang terpenting adalah mengumpulkan data.

Hingga tiba saat dimana tim Ghurabaa (Militant Tauhid) harus ditarik mundur dari medan gerilya tersebut, tentunya itu dilakukan setelah fakta dan data – data yang kami butuhkan sudah kami dapatkan. Dan salah satu aset yang kami tarik itu adalah band The Roots Of Madinah. The Roots Of Madinah adalah titik vital dan nyawa juga gairah kontra kultur, yang merupakan ujung tombak gerilya kami menembus titik vital area sentral dari tekanan air yang kami inginkan. Keluarnya The Roots Of Madinah dari komunitas Salam Satu Jari (One Finger Underground Movement) menjadi titik penting, pemisahan diri kami dari euphoria Salam Satu Jari.

Dan setelah mengundurkan diri dari Salam Satu Jari (One Finger Underground Movement) barulah kami menampakkan diri secara nyata siapa kami dan bagaimana kami akan membuat keresahan yang lebih meresahkan bagi semua kenyamanan eksistensi yang bermuara pada omong kosong gaya hidup dan ideology semu, baik dari sentimen aliran musik, ideology, fashion dan semua perangkat perang pemikiran yang sesungguhnya.

Ghurabaa (Militant Tauhid) adalah gerakan adalah ancaman adalah second choice bagi kegelisahan pencarian, yang juga akan melahirkan kegelisahan bagi pendukung kultur yang kami kontra berdiri menantangnya. Ghurabaa (Militant Tauhid) adalah air yang merayap menembus serat serat tanah, yang merembes kedalam serat serat beton yang keras dan kuat. Hingga resapan air itu masuk ke kamar – kamar yang telah nyamankan mereka yang tertidur lelap dalam pembodohan berlabel ideologi pertemanan, pluralisme, humanisme dan lelucon anti terorisme yang pada akhirnya semua eksistensi itu hanya bermuara pada doktrinasi liberalisme, yang muara akhirnya secara tidak sadar menciptakan generasi atheis tanpa sadar lalu membuat tidak sedikit generasi ini menjadi penganut pagan tanpa sadar dengan berhala berhala pemikiran dan pembodohan yang telah mereka benarkan.

Kami teteskan air dikala kalian terlelap dengan salah kaprah pemikiran. Agar kalian terbangun, dan jika kalian marah percayalah kami memang ancaman! Dan jika kalian menyambut dengan hangat percayalah kami membawa keakraban yang menuai solusi kehidupan dari hasrat teguh sebuah prinsip kebenaran kehidupan yang sejati, yang implementasinya menuntun pada gaya hidup yang hakiki.
Kami tidak mengajarkan doktrinasi terorisme, tapi kami akan membuat kalian mengerti siapa terorisme sebenarnya. Mereka para teroris telah menyiksa ribuan penghulu kemuliaan peradaban di penjara Guantanamo hingga Abu Ghraib. Mereka para teroris telah menggillir pemerkosaan para wanita yang memuliakan dirinya dengan hijab di penjara penjara tersebut. Mereka para teroris telah membakar masjid di Iraq hingga ke negeri china. Mereka para teroris telah melarang hak menutup aurat di Perancis. Mereka para teroris telah mengolok – olok wajah lelaki mulia Muhammad Saw di Denmark. Mereka membantai mereka yang khusyu menjalankan ibadah di selatan Patani Thailand. Mereka para teroris itu telah menghujani lusinan generasi ini dengan kondomisasi, minuman keras dan tato-isme.

Mereka menggelorakan pluralisme, padahal mereka tidak pernah adil dalam bertoleransi terhadap iman kami. Mereka para teroris merusak jati diri generasi kita dengan omong kosong pertemanan, yang ujungnya berubah menjadi hasutan yang kecerdasannya merupakan pembodohan sok kritis, untuk mengaburkan definisi kebenaran yang hakiki dari Rabb Semesta Alam.

Mereka para teroris telah memutar balikkan fakta, bahwa pornografi adalah eksotisme adalah seni adalah hak asasi manusia, sementara mereka diam dengan lusinan kasus pencabulan dan perzinahan yang merusak generasi kami. Mereka para terorisme telah membakar kampong – kampong muslim di Ambon. Mereka para terorisme telah membuat anak – anak menjadi yatim di Palestina dan merampas kebun kebun kurma kami untuk mereka kapitalisasi ke dalam bentuk tank – tank dan jet tempur yang pernah membantai Shabra Shatilla dan desa kecil kami di Fallujah Irak. Mereka para teroris telah membuat para istri menjadi janda dengan artileri membabi buta, dan membuat kedamaian di kampong kami kian mencekam dengan ketakutan dari kedigdayaan kami yang tak tahu dimana ayah kami berada. Ya kami tidak mengajarkan terorisme, tapi kami akan membuat kalian mengerti apa arti terorisme yang sebenarnya..

Kami bukan bagian dari para pendukung pluralism, tapi kami akan ajarkan kalian apa itu toleransi yang hakiki. Karena nenek moyang kami pernah membiarkan Ali Bin Abu Thalib ra kehilangan baju besinya untuk konsistensi keadilan bagi seorang Nasrani pada zaman itu. Kami telah menjaga setiap nafas kaum Nasrani saat Shahaludin Alayubi menaklukkan Palestina, begitupula saat kakek moyang kami Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel, kami menjaga setiap nyawa, harta dan hak ibadah mereka yang menolak beriman kepada Allah, yang pada waktu bersamaan ada ribuan darah saudara kami dibantai di Andalusia. Kami berdamai dengan mereka yang menghargai privasi dari aturan keimanan kami, dan kami berperang karena kami diperangi baik secara pemikiran ataupun konfrontasi fisik untuk membela kenyakinan kami. Ya kami adalah fasis yang baik, dan kami tidak akan mati!!!

Sungguh kami tidak mencintai kekerasan. Kami hanya ingin berkarya, membuat sebuah solusi dan pilihan – pilihan baru. Untuk sebuah gaya hidup yang menjadi solusi dari kegamangan pergeseran budaya yang cukup membuat kami terbuka mata dan hati, untuk tidak bisa tinggal diam. Walau Karena semua itu kami akan diasingkan, namun dalam keasingan itu kami menemukan militansi kami, karena itulah kami namakan diri kami Ghurabaa (Militant Tauhid).

1 comment:

No Sara No Anarki....
klik Select Profile ( pilih name/URL dan isilah namamu selengkapmu gan..)