Monday, January 23, 2012

Mari Awul Awul !!!

Kata “Awul-awul” adalah sebutan untuk pakaian import dan bisa dikatakan pakaian bekas yang dijual dengan harga terjangkau, sebutan “awul-awul” ini untuk menunjuk cara pemilihan baju yang selalu didapatkan dengan cara di ”awul-awul” atau dibongkar sekuat tenaga seperti kita mencari barang berharga yang tersembunyi di dalam tumpukan baju yang menggunung. Awul- awul adalah nama tempat penjual pakaian layak pakai tetapi bekas, awul awul yang berarti mengacak-acak dalam bahasa Indonesia. Di awul- awul ini pembeli bebas memilih pakaian yang sudah digolongkan sesuai tipenya, harga dari pakaian bekas ini terhitung murah karena barang yang dijual adalah barang bekas.
Mari bekunjung ke Jogja Istimewa, Jogja yang di sebut- sebut kota pelajar memberikan sensasi luar biasa bagi orang yang berkunjung ke Jogja. Kalau ngaku sering ke Jogja dan belum kenal yang namanya awul-awul, itu merupakan hal yang sangat disayangkan. Mungkin kalau di Jakarta kenal Poncol sama Senen, di Bandung Kebon Kalapa,Gedebage. Awul-awul nama paten di Jogja.
Tempatnya tidak seperti toko-toko pakaian yang didesain begitu rupa, tapi lebih mirip gudang penyimpan pakaian. Jadi jangan harap kita bisa memilih-milih baju dalam suasana yang menyenangkan. Jangan juga membayangkan kita akan menemukan berbagai model baju unik yang wah, khas butik atau distro. Yang ada tumpukkan baju kumal dalam boks atau gantungan baju yang baunya apek. Memang sih, disini tidak semua baju bermodel unik dan sedap dipandang. Tapi kalau beruntung, kita bisa menemukan baju-baju bermerek. Sebut saja celana jeans Levi’s 501, bisa didapat dengan harga sekitar Rp 40.000 saja (pengalaman gan !).
Awul-awul merupakan sebutan bagi toko yang menjual pakaian reject, (di beberapa tempat juga menjual tas, sepatu dan aksesoris). Kenapa toko reject di Jogja disebut awul-awul? Karena baju yang dijual ditaruh di boks dalam jumlah banyak sehingga memilihnya harus di-awul-awul dulu. Di luar Jogja, toko reject punya nama beken macam-macam. Sebut capkar (cap karung) di Sulawesi, babe (barang bekas) di Bandung, dan orang Medan menyebutnya Monza.
Baju-baju yang dijual, merupakan bekas atau barang cacat dari Korea dan Jepang, yang didistribusikan lewat Riau dan Medan. Jangan heran kalau kebanyakan baju-baju di sana sudah bernoda, bolong, atau sudah belel. Yah, namanya juga reject. Soal harga, jangan ditanya, di sini dengan uang Rp 20.000,- kita sudah bisa membawa pulang 2-4 kaos oblong atau t-shirt. Harga yang ditawarkan berkisar dari Rp 5.000,- hingga Rp. 40.000,-, namun untuk jenis baju dengan merek tertentu, harga yang ditawarkan bisa mencapai Rp. 200.000,-.
Adalah suatu kepuasan tersendiri ketika bisa mendapat baju yang unik nan murah di awul-awul. Memang bukan pakaian model up-to-date yang ditawarkan, tapi keunikan, keanehan dan harga yang miring itulah yang kebanyakan diincar kaum muda di awul-awul. Untuk pasar, penjual mengaku mempunyai beberapa pelanggan yang biasanya mengincar pakaian dengan bentuk dan merek tertentu. Untuk memenuhi keinginan pelanggan, penjual tidak jarang menerima pesanan atau booking-an. Dari para pembeli juga, penjual bisa tau mana model baju yang sedang tren. Model pakaian yang sering dicari pembeli, bisa dipastikan sedang menjadi tren.
Pakaian yang sudah dibeli, harus(!) dicuci dulu sebelum dipakai. Bisa gatal-gatal kalau langsung dipakai. Mencucinya pun sebaiknya menggunakan air panas dan beberapa kali cuci, untuk menghilangkan debu kotoran, atau siapa tahu ada bakteri atau virus yang menempel. Cara ini juga untuk bisa menghilangkan noda di baju yang sulit hilang. Namanya juga pakaian bekas. Noda yang tidak bisa hilang, atau robek di kain tidak menjadi masalah, asalkan kita bisa menyiasatinya.
Meskipun, kita harus menyadari bahwa barang yang dijual disini kebersihannya tidak bisa dijamin. Karena selain merupakan barang bekas, tentu kita tidak tahu barang atau pakaian disini berasal darimana. Sebagian pedagang mengaku, barang yang mereka tumpuk dan jual ini berasal dari pasokan khusus luar daerah. Kemudian, ada yang mengaku mereka mendapati pakaian ini juga dari sumbangan masyarakat yang bingung saat mempunyai baju bekas hendak dikemanakan.
Tampil unik tidak harus dengan biaya mahal, kan? Bahkan kekreatifan seseorang bisa dieksplorasi habis-habisan di sini. Jadi, tidak salah, dong, kalau kita masukkan awul-awul dalam daftar tempat shoping kita.
Biasanya para penjual awul-awul mangkal di panggung budaya rakyat atau pasar malam (Sekaten) atau sekarang sudah menyebar di pojok jalan raya di kota Jogja. Pakaian apapun dengan ragam gaya apapun telah tersedia disana. Beragam jenis pakaian tersedia seperti celana, kaos, jaket, kemeja, dan sebagainya mulai dari ukuran anak-anak, remaja, hingga orang tua. 
Tips Trik Berburu Pakaian Di Awul-awul
  • Cium pakaian yang mau dibeli. Kalau baunya cukup mengganggu dan ada noda yang sulit dihilangkan, jangan dibeli.
  • Kalau pakaian tersebut ada kerusakan, pikirkan apakah kerusakan itu bisa diperbaiki. Kancing yang nyaris copot misalnya, bisa dijahit kembali atau resleting yang rusak bisa diperbaiki tanpa mengeluarkan uang banyak. Namun jika pakaian itu berlubang atau robek, coba tawar lebih banyak karena untuk memperbaikinya butuh uang yang tidak sedikit.
  • Jangan membeli pakaian second yang terlalu kebesaran atau kekecilan. Sebenarnya baju yang kebesaran bisa dijahit kembali, namun Anda bisa mengubah bentuk aslinya dan belum tentu akan terlihat pas di tubuh.
  • Kalau Anda tertarik membeli fashion item second yang berasal dari brand ternama seperti Louis Vuitton, Chanel atau Gucci, pastikan dengan benar kondisi barang tersebut. Jangan pernah ragu untuk menanyakan sejarah dan keaslian barang tersebut. Apalagi sekarang ini sudah cukup banyak fashion item yang dipalsukan.

SUMBER:
http://bit.ly/A9GzMV
http://bit.ly/wJNMHB
http://bit.ly/z3yCgX


Jogja, 23 Jan 2012
Mari awul-awul :DD hehe

1 comment:

No Sara No Anarki....
klik Select Profile ( pilih name/URL dan isilah namamu selengkapmu gan..)