Thursday, January 31, 2013

Hmmm.... Fresh Meat


Tidak dipungkiri harga daging sapi saat ini sudah terlalu mahal harganya. Harga daging saat ini sudah naik untuk yang ketiga kalinya sejak bulan Puasa tahun lalu. Sekarang harga daging sapi sudah mencapai 100 ribu per kilonya. Kenaikan terakhir terjadi di awal tahun 2013 ini.

Sulitnya mendapatkan sapi hidup untuk dipotong di wilayah daerah Istimewa, membuat harga di tangan para jagal juga menjadi tinggi. Pasokan daging dalam kota yang kurang dikarenakan lalu lintas sapi hidup yang keluar kota yang cukup tinggi. Why? Karena daya jual sapi hidup di propinsi lain jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kota ini. Hal ini diperparah dengan distopnya impor sapi dari negara lain makin membuat sulitnya mendapatkan sapi. Para penjual daging sapi dalam paguyuban pernah melakukan mogok berjualan karena harga daging sapi yang terlampau tinggi. Bila mereka menjual daging terlalu tinggi, jualan mereka sulit lakunya dan bilamana mereka menjual murah mereka juga akan rugi karena tidak menutup biaya produksinya.


Bila perlu diliat ke belakang, kita juga harus melihat perjuangan para peternak yang memelihara sapi dari sejak kecil hingga siap potong juga perlu diperhatikan. Mereka tidak sedikit mengeluarkan banyak tenaga dan uang untuk memeliharanya. Dari mengkombor, rerumputan, pengobatan, dll. Harga jual yang tak sepadan dengan apa yang harus mereka keluarkan. Para peternak yang hanya berpergian dengan sepeda onthel dibandingkan para penjual daging yang memiliki mobil wah. Padahal bila diliat waktunya memelihara dan pengorbanan, para peternak seharusnya lebih diuntungkan. Maka tentunya para peternak lebih memilih menjual dagingnya keluar kota yang harga sapi hidupnya dihargai lebih tinggi.

Hal ini tidak boleh terlalu lama diabaikan, dikarenakan para konsumen dan pengguna daging sapi juga akan kelabakan dalam menggunakan daging sapi sebagai bahan dasar produksinya. Akan jauh lebih buruk akibatnya. Bilamana daging sapi yang digunakan disubstitusi dengan daging lain yang bagi kaum Islam tidak halal, yaitu menggunakan daging babi. Para jagal dan penjual daging juga bisa memanfaatkan dengan menggelonggong sapinya agar mendapatkan berat daging sapi yang lebih tinggi. Dua hal diatas tentunya sangat merugikan para konsumen dan sangat mempengaruhi daya beli masyarakat, serta masyarakat tentunya secara batiniah tidak akan nyaman membeli daging sapi yang mengandung cemaran daging babi dan daging hasil gelonggongan di pasaran.

Perlunya campur tangan pemerintah dalam mengatur lalu lintas sapi hidup di wilayahnya agar tidak keluar daerah secara berlebihan, sehingga akan merugikan jumlah sapi yang akan dipotong diwilayahnya menjadi berkurang. Operasi pasar daging sapi di pasaran mungkin bisa menekan daging sapi dipasaran, namun hal ini mungkin kurang bermanfaat karena berlangsung beberapa hari. Pernah dilakukan mungkin bisa melegakan para konsumen daging sapi dan dijual harga lebih murah. Namun bila diliat sisi lain, tentunya akan merugikan para penjual daging yang harga jual lebih mahal maka tidak akan laku bila menjual harga daging sapinya sesuai harga pasaran dan bila menurunkan harga akan mereka akan rugi karena tidak menutup biaya produksinya. 

Oleh karena itu diperlukan komunikasi secara duduk bersama antara pemerintah, para peternak, para pemotong dan penjual daging untuk memecahkan masalah ini bersama-sama agar semua pihak bisa diuntungkan. Dan tentunya kami sebagai konsumen sangat berharap masalah ini bisa selesai secepatnya agar harga daging di pasaran bisa normal kembali dan tidak mahal dan tentunya layak untuk dikonsumsi (ASUH).

Istimewa, 26 Januari 2013

Dep. Penelitian dan Pengkajian
YCO238LABS

No comments:

Post a Comment

No Sara No Anarki....
klik Select Profile ( pilih name/URL dan isilah namamu selengkapmu gan..)