Siang itu ada kemeriahan bersahaja. Sajian prasmanan makanan untuk
puluhan orang tersedia di halaman parkir Masjid Jogokariyan. Meski
sederhana, nuansa walimah tampak terasa. Memang tengah ada sepasang
insan dinikahkan di masjid ini. Bagi yang melihat pemandangan itu, akan
mudah memersepsi pasangan tersebut berasal dari kalangan biasa atau
bahkan tidak mampu. Maklum, Masjid Jogokariyan jamak membantu masyarakat
yang hendak menunaikan syariat semacam pernikahan.
Tetapi dhuha itu menampilkan pemandangan menipu. Meski sekadar ijab kabul dan walimatul ursy
dari racikan tangan jamaah Masjid Jogokariyan sendiri, sang mempelai
pria bukanlah orang biasa. Ia salah satu orang terkaya dari Malaysia. Si
perempuan juga dari jiran. Mereka sengaja berada di Indonesia,
khususnya Masjid Jogokariyan memang bukan untuk wisata biasa, melainkan
meminta Ustadz Jazir ASP, sang ketua takmir masjid, untuk menikahkan
keduanya.
Nama Masjid Jogokariyan dan Ustadz Jazir memang sudah dikenal di
jiran. Ini bukan isapan jempol. Tengok saja tiap tahun selalu ada para
aktivis masjid dan dai yang berguru ke kampung yang dulunya