Wednesday, August 18, 2010

Sebuah Renungan HUT ke 65


Sempet terharu juga ketika menyaksikan dan mendengar sajak puisi dari penyair terkenal Indonesia, Taufik Ismail di TVOne tadi pagi. Puisi yang dideklamasi secara lantang dan menjiwai tentang kemerdekaan Indonesia yang sudah berumur 65 tahun. Dia membuat puisi tentang carut marut bangsa Indonesia kini. Huff sangat mendalam dan memaknai akan sebuah pencapaian sebuah maha karya bangsa ini.


dan ini sebagian dari puisi yang dapat saya catat dan masi banyak laen yang belum dimasukkan.


Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri
Gara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan
Kalian bersengaja menjerumuskan kami-kami Sejak lahir sampai dewasa ini
Jadi sangat tepergantung pada budaya Meminjam uang ke mancanegara


Sudah satu keturunan jangka waktunya
Hutang selalu dibayar dengan hutang baru pula
Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni Lubang itu,
alamak, kok makin besar jadi Kalian paksa-tekankan budaya berhutang ini
Sehingga apa bedanya dengan mengemis lagi
Karena rendah diri pada bangsa-bangsa dunia
Kita gadaikan sikap bersahaja kita


Karena malu dianggap bangsa miskin tak berharta
Kita pinjam uang mereka membeli benda mereka
Harta kita mahal tak terkira, harga diri kita Digantung di etalase kantor Pegadaian Dunia
Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan Australia
Mereka negara multi-kolonialis dengan elegansi ekonomi
Dan ramai-ramailah mereka pesta kenduri Sambil kepala kita dimakan
begini Kita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti
Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi
Penjajahnya banyak gerakannya penuh harmoni
Mereka mengerkah kepala kita bersama-sama
Menggigit dan mengunyah teratur berirama


Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagi
Dicengkeram kuku negara multi-kolonialis ini
Bagai ikan kekurangan air dan zat asam
Beratus juta kita menggelepar menggelinjang
Kita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang
Kita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya
Meminjam kepeng ke mancanegara
Dari membuat peniti dua senti
Sampai membangun kilang gas bumi
Dibenarkan serangkai teori penuh sofistikasi


Kalian memberi contoh hidup boros berasas gengsi
Dan fanatisme mengimpor barang luar negeri
Gaya hidup imitasi, hedonistis dan materialistis
Kalian cetak kami jadi Bangsa Pengemis
Ketika menadahkan tangan serasa menjual jiwa
Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsa
Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya
Pada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami
Kalian lah yang membuat kami jadi begini
Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi
Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini.....


"Ironis sekali bagaimana puisi ini begitu tepat menggambarkan kondisi negara ini..Sebuah refleksi HUT RI yang ke 65 dimana esensi merdeka hanya retorika tanpa makna "


dan juga singkatan yang sangat menarik dari Taufik Ismail yang mungkin sesuai dengan kondisi aparat penegak hukum Indonesia.


1. HAKIM


Hubungi
Aku
Kalo
Ingin
Menang


2. POLISI


Percayalah
Objekan
Licin
Ini
Sukses
Implementasinya


3. JAKSA


Jajaki
Aku
Kalau
Sesuai
Anggarannya


Tapi yang pasti bangsa yang hebat adalah bangsa yang belajar dari masa lalunya. Dirgahayu Indonesiaku ke 65.



sumber referensi
1, 2, 3,



Blogged with the Flock Browser

No comments:

Post a Comment

No Sara No Anarki....
klik Select Profile ( pilih name/URL dan isilah namamu selengkapmu gan..)