Friday, April 2, 2010

Ikan Mas ( Cyprinus caprio )

Sistematika Ikan Mas (Cyprinus caprio) : Phylum: Chordata, Sub phylum: Vertebrae, Classis: Teleostomi, Sub classis: Teleostei, Ordo: Ostariophysi, Sub Ordo: Cyprinoidae, Famili: Cypridae, Sub family: Cyprinae, Genus: Cyprinus, Spesies: Cyprinus caprio (Harjamulia, 1988).


Ikan Mas menurut sejarahnya berasal dari daratan Cina dan Rusia. Ikan Mas mempunyai bentuk badan memanjang dan sedikit pipih ke samping (compressed) (Santoso, 1993). Ikan mas berbadan panjang dengan perbandingan antara panjang total dengan tinggi badan 3 : 1 (tergantung varitas). Bila dipotong di bagian tengah badan memilki perbandingan antara tinggi badan dan lebar badan 3 : 2 (tergantung varitas). Warna tubuh ikan mas juga tergantung dari varitas, ada merah, kuning, abu-abu, kehijauan, dan ada juga yang belang. Tubuh ikan mas terbagi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Mulut, sepasang mata, hidung, dan tutup insang terletak di kepala. Seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi dengan sisik yang besar, dan berjenis ctenoid. Pada bagian itu terlihat ada garis linea lateralis, memanjang mulai dari belakang tutup insang sampai pangkal ekor. Mulut kecil, membelah bagian depan kepala. Sepasang mata bisa dibilang cukup besar terletak di bagian tengah kepala di kiri, dan kanan. Sepasang lubang hidung terletak di bagian kepala. Sepasang tutup insang terletak di bagian belakang kepala. Selain itu, pada bagian bawah kepala memiliki dua pasang kumis sungut yang pendek (Arie, 2009).


Ikan mas memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor. Sirip punggung panjang terletak di bagian punggung. Sirip dada sepasang terletak di belakang tutup insang, dengan satu jari-jari keras, dan yang lainnya berjari-jari lemah. Sirip perut hanya satu terletak pada perut. Sirip dubur hanya terletak di belakang dubur. Sirip punggung berbentuk memanjang yang letak bagian permukaannya berseberangan dengan permukaan sirip perut. Bagian belakang sirip punggung ini berjari-jari keras, sedangkan di bagian akhir bergerigi. Seperti sirip punggung, bagian belakang sirip dubur ikan mas pun berjari-jari keras dan bagian akhirnya bergirigi. Sirip ekor juga hanya satu, terletak di belakang, dengan bentuk cagak. Sirip ekornya membentuk cagak, berukuran simetris, dan memanjang hingga ke bagian belakang insang. Sirip ikan mas berukuran cukup besar dengan tipe sisik lingkaran (cycloid) dan terletak beraturan. Garis rusuk yang dimiliki lengkap dan berada di pertengahan (Arie, 2009; Santoso, 1993).


Pada waktu ikan Mas bergerak di dalam air, sirip-sirip berfungsi sebagai kemudi dan untuk memantapkan keseimbangan tubuh. Ikan mas bernafas dengan insang, dengan cara sewaktu mengambil udara masuk melalui mulut ke dalam insang, sewaktu mengeluarkan udara keluar dari insang (Putranto, 1995).


Menurut Santoso (1993), sebagai ikan yang tergolong pemakan segala (omnivora). Pada umur muda (ukuran 10 cm), ikan mas senang memakan jasad hewan atau tumbuhan yang hidup di dasar perairan, misalnya : Chironomidae, ologhochaeta, tubificidae, epidimae, trichoptera, molusca dan sebagainya. Selain itu memakan juga protozoa dan zooplankton seperti cocepoda dan cladocera. Ikan mas juga mencari sumber makanan (jasad-jasad renik) di sekeliling pematang. Pertumbuhan maksimal tercapai pada umur 24 bulan, sedangkan pertumbuhan berat badan maksimal tercapai pada umur 36 bulan, tetapi hal tersebut dicapai dalam kondisi lingkungan normal.


Usus ikan mas umumnya tidak begitu panjang, jika dibandingkan dengan hewan pemakan tumbuh-tumbuhan asli. Ikan mas tidak mempunyai lambung, juga tidak bergerigi, sehingga bila mencerna makanan sebagai pengganti penggerusnya adalah dengan pharing mengeras (Rochdianto dan Susanto, 1997). Ikan mas termasuk ikan yang aktif, seperti sifat makan ikan nila. Ikan mas akan bergerak cepat ke arah pakan dan dengan cepat pula menangkap pakan itu. Lebih agresif lagi bila dalam kepadatan tinggi. Meski agresif, tapi bila sudah kenyang akan masuk ke dalam air (Arie, 200).



Ikan mas yang dibudidayakan di areal perkolaman dapat dikawinkan sepanjang tahun (tidak mengenal musim). Tetapi di alam misalnya sungai, danau, ataupun genangan air lainnya, ikan mas memijah pada awal/sepanjang musim penghujan. Biasanya memijah pada perairan dangkal, setelah mengalami kekeringan musim kemarau dan menempelkan seluruh telurnya pada tanaman atau rumputan di tepian perairan (Santoso, 1993).


Ikan mas akan berkembang biak dengan baik pada tempat dengan ketinggian antara 150-1000 m dari permukaan air laut. Suhu air optimal yang baik untuk pertumbuhannya antara 20-25oC, sedangkan pH yang cocok berkisar antara 7-8 (Santoso, 1993). Menurut Rochdianto dan Susanto (1997), meskipun ikan mas termasuk air tawar, namun tidak jarang ikan ini ditemui dan hidup di daerah muara sungai yang berair payau. Dari pengalaman bahwa ikan Mas dapat dibudidayakan dalam tambak yang berair payau.
Berbeda dengan ikan lele lokal (Clarias batracus), terutama pejantannya yang mempunyai sifat mengasuh anak-anaknya. Ikan mas justru sebaliknya, ia tidak mau  merawat anak-anaknya. Maka dalam usaha budidaya ikan mas petani sendiri yang harus merawat telur-telur hingga menjadi benih (Santoso, 1993).

No comments:

Post a Comment

No Sara No Anarki....
klik Select Profile ( pilih name/URL dan isilah namamu selengkapmu gan..)