Kali ini saya akan membahas secara singkat bagaimana konspirasi di
balik makanan, minuman dan obat–obatan. Tidak terlalu jauh hubungannya
dengan perang pemikiran melalui makanan, tujuannya menjauhkan ummat
Islam dari aqidahnya. Tidak hanya itu, mereka juga membuat program bisa
mengendalikan jumlah populasi manusia di seluruh dunia atau dikenal
dengan sebutan depopulation program, yang sampai saat ini mencapai 6 miliar lebih manusia yang hidup. Program ini dikenal dengan Codex Alimentarius, didirikan oleh PBB, dari organisasi FAO (Badan Pangan Dunia) dan WHO (Badan Kesehatan Dunia).
Sebagian orang menganggap bahwa Codex Alimentarius adalah
hal yang baik, padahal tidak sama sekali. Program ini sudah dirancang
sejak tahun 1963, namun baru dapat dikerjakan pada awal abad 21. Kerja
Codex adalah dengan membuat standar pangan dunia, antaranya:
- Mengendalikan nutrisi dalam makanan, artinya mereka dengan bebas mengendalikan asupan gizi ke dalam makanan. Yang seharusnya layak kita dapatkan, tapi hanya sedikit asupan gizi yang masuk dalam tubuh kita.
- Mengatur penggunaan bahan kimiawi dalam makanan, bahan–bahan kimiawi dapat menyebabkan kanker, gangguan pada hati, gangguan ginjal bahkan stroke.
- Mengatur pestisida yang digunakan untuk pertanian dan perternakan, artinya pestisida dibuat untuk membunuh hama dalam waktu yang singkat. Penggunaan pestisida yang berlebihan akan mengurangi kandungan vitamin atau gizi pada buah–buahan dan sayuran.
- Membuat standar prosedur baru dalam sistem keamanan dan kebersihan makanan, dalam membuat ini para produsen membuat produk yang berbahaya tapi diberi label tidak berbahaya bagi tubuh manusia.
- Mengatur bio-teknologi pangan (dalam hal ini rekayasa genetika sumber pangan), merekayasa sumber pangan dengan penggabungan genetik pada tumbuhan dan hewan.
Bagaimana cara mengendalikannya? Berikut penjelasan singkatnya.
Makanan
Semakin lama, semakin senang dengan makanan siap saji (junk food),
di Amerika Serikat sedang mengampanyekan untuk menjauhi, tapi di
Indonesia menjadi makanan bergengsi. Apalagi yang statusnya “boikot”,
selain keuntungannya digunakan untuk menyumbang peluru yang membunuh
saudara–saudara kita di Palestina, ternyata juga bisa merusak kesehatan
tubuh. Siapa yang tidak tahu dengan produk humburger dari produk yang
“diboikot” (yang mengandung unsur angka 13)?? Daging pada hamburger
tersebut, ternyata sudah disemprot dengan zat cair yang biasa untuk
pembersih kaca, agar daging tetap awet setelah dicetak. Jika kita
menaruh hamburger di atas meja dengan terbuka, tanpa ada penutupnya maka
lalat tidak mau menghampiri. Hari berikutnya masih bisa dimakan.
Saya pernah melihat sebuah film dokumenter, ada seorang laki–laki di
AS yang “bereksperimen” dengan memakan produk “boikot” tersebut selama
satu bulan penuh. Sarapan, makan siang dan makan malam, tapi laki–laki
itu tetap konsultasi perkembangan kesehatan pada tiga dokter ahli.
Hasilnya selama satu bulan tersebut, berat badannya naik drastis.
Mungkin sekitar 10 sampai 20 kilogram, tapi tidak sehat. Pada
pertengahan bulan, laki–laki tersebut mulai mengalami keluhan, seperti
sesak napas dan sempat “dilarikan” ke dokter. Jadi, masih mau makan
produk “boikot” itu??
Belum lagi dari PBB melalui dua organisasi tersebut (FAO dan WHO)
mengendalikan pertanian bahan pangan di seluruh dunia agar negara–negara
miskin jadi tambah miskin, setelah itu bisa jadi penduduknya mati satu
per satu. Mungkin karena itu adanya pestisida, agar buah dan sayuran
tetap segar. Ada lagi zat dalam pasta gigi, namanya flouride.
Zat ini berbahaya, merapuhkan gigi bukan untuk menguatkan gigi, membuat
tulang keropos dan gangguan otak. Hewan, apabila diberi flouride, akan
mati seketika. Tidak salah, kalau Rasulullah saw menganjurkan untuk
memakai siwak, supaya mulut tidak bau, menghilangkan plak pada gigi.
Saat ini, sudah banyak pasta gigi tanpa flouride dan mengandung kayu
siwak.
Minuman
Minuman, sama juga seperti makanan. Soft drink, lebih
disukai daripada minuman yang sudah dijamin sehat seperti susu. Seperti
biasa, produk yang berstatus “boikot” jenis minuman cola. Jerry D Gray
(penulis buku Rasulullah Is My Doctor) pada suatu kajian di Masjid Al
Lathif, Pasaraya Grande Blok M pernah membicarakan mengenai cola ini,
ternyata memang membuat perut menjadi “bersih”. Minuman ini bisa untuk
membersihkan porslein pada kamar mandi yang berkerak, bayangkan kalau
masuk ke lambung? “Bersih” pasti.
Saya juga pernah membaca artikel yang tertempel pada mading mushalla
dekat rumah, di Kanada pernah menyelenggarakan lomba minuman jenis cola
dari produk “boikot” tersebut. Pemenangnya menghabiskan tujuh atau
delapan botol ukuran besar dan orang yang menang langsung tewas di
tempat. Kalau mau bereksperimen lagi dengan produk ini, coba beli permen
yang mengandung mint kemudian masukkan dua butir ke dalam botol cola.
Tunggu reaksinya, dan ternyata air colanya menyembur seperti gunung
meletus atau menyembur seperti air mancur. Nah, kalau ada yang mau coba meminum minuman tersebut, kemudian makan permen yang mengandung mint, silakan saja.
Ada lagi zat yang biasa buat campuran minuman atau malanan, yaitu aspartame
(pemanis buatan). Zat ini menyebabkan radang otak, dalam waktu cepat
atau lambat. Sedangkan minuman yang berkarbonasi, karbonasi itu ternyata
dapat menyedot energi dari tubuh. Kalau membeli minuman kemasan, harus
kritis. Semuaya diperiksa, kehalalannya, komposisi minuman dan tidak
lupa tanggal kadaluarsanya. Halal tapi tidak menyehatkan, lebih baik
tinggalkan.
Obat–obatan
Obat–obatan yang beredar tidak luput dari konspirasi untuk
mengendalikan populasi manusia di seluruh dunia. Obat–obatan yang
beredar sebenarnya bukan menjadi sembuh, tapi malah menjadikan orang
bertambah sakit. Kalau kita membeli obat warung biasa, kita baca afek
sampingnya seabrek. Obat dokter juga begitu, jika orang meminum
obat dari dokter efeknya hanya mengurangi bukan menyembuhkan. Ayah saya
sampai sekarang masih mengonsumsi obat dari dokter, padahal
komplikasinya (diabetes, paru–paru karena dulu memang perokok berat,
tekanan darah tinggi) sudah tidak dirasakan lagi.
Memang obat yang paling ampuh adalah habbatusauda, madu dan sari
kurma. Menurut pengalaman Jarry D Gray, penderita HIV/AIDS bisa sembuh
dengan minum habbatusauda, madu dan makan makanan yang sehat dalam waktu
tiga bulan. Bohong sekali kalau penyakit HIV/AIDS tidak bisa
disembuhkan. Madu mempunyai kandungan obat yang bisa menyembuhkan
berbagai penyakit, mulai dari penyakit ringan sampai penyakit kronis.
Sama seperti halnya habbatusauda, bisa menyembuhkan berbagai penyakit
kecuali kematian.
Perlu diketahui, bahwa penyakit–penyakit yang baru–baru ini terdengar
adalah buatan, artinya memang sengaja dibuat untuk mengendalikan jumlah
populasi manusia di seluruh dunia, contohnya seperti HIV/AIDS, antraks,
imunisasi, H1N1 dan H5N1. HIV/AIDS yang pertama kali menyebar di
Afrika, mulanya seorang bayi disuntik dengan virus tersebut setelah itu,
virusnya menyebar kemana–mana. Imunisasi bukan menambah kekebalan tubuh
pada bayi dan balita, malah akan melemahkan sistem imun. Untuk yang
punya bayi dan balita, lebih baik diberi ASI eksklusif daripada
imunisasi. Kira–kira penyakit apa lagi yang akan muncul setelah gempar
dengan H1N1 dan H5N1??
Kemudian ada juga program keluarga berencana (KB). Di Afrika,
sekolah–sekolah sekarang ini sudah mulai kekurangan siswanya karena
program KB. Di Cina, tidak boleh punya anak lebih dari dua. Kalau lebih
dari dua, sisanya milik negara. Rasulullah saw akan bangga dengan
ummatnya yang banyak, tapi juga harus diperhatikan kualitas keilmuan
dari orang tuanya. Mampukah mendidik dengan banyak anak agar menjadi
anak yang shalih dan shalihah??
No comments:
Post a Comment
No Sara No Anarki....
klik Select Profile ( pilih name/URL dan isilah namamu selengkapmu gan..)